Selasa, 19 Januari 2010

Penyiar Tidak Bermutu ?

Bagaimana jika, ketika siaran seorang penyiar tidak memiliki materi siaran? Apa yang dirasakan pendengar? Apa imej yang tertanam bagi penyiar itu sendiri ?

Ini masalah serius. ketika siaran, ternyata seorang tak memiliki materi siar. Tak ada koran, tak ada internet, tak ada buku-buku bacaaan, majalah, tabloid dan sebagainya. frustasi bisa saja hinggap di diri penyiar itu sendiri. Stres! materi memang bisa di dapat dari hal - hal tersebut. namun bagaimana mengakali bila buku-buku, majalah, koran, dan internet tak ada? Sebenarnya tergantung kreatifitas penyiar itu sendiri. Seorang Penyiar yang kreatif dan berpikiran maju, dia pasti akan mencari  untuk mendapatkan materi siar, tentang apa saja (sesuai segmen radio). Bisa saja dari apa yang dilihatnya, dirasakannya, dirasakah keresahan umum dsb. Seorang Penyiar kreatif akan selalu memberikan nuansa siarannya menjadi tetapa menarik dan indah dalam setiap penyajiannya, dan tidak tergantung pada majalah, koran, internet dsb.


Bila siaran tak "bernyawa" maka yang dirasakan pendengar adalah kejenuhan! Maka akan memungkinkan pendengar berpindah frekwensi lain.  Imej yang tertanam pada penyiar demikian sangat 'menyeddihkan', yakni dianggap sebagai Penyiar nggak bermutu! Penyiar jelek ! Cap yang seperti itu sangat ditakuti bagi seorang penyiar. untuk itu dalam setiap penyajiannya seorang penyiar berusaha memberikan yang terbaik. baik dari segi penataan waktu siar ( hotclock), akselerasi musik dan lagu, effect2, perbendaharaan kata, dan aksesories lainnya serta informasi yang disampaikan. Sehingga siaran radio menjadi terasa enak, nyaman, indah, dan bermanfaat bagi pendengarnya.

Tidak ada komentar: