Kamis, 10 Februari 2011

Sepenggal kisah dari Kampung Laut Cilacap




Angin laut terasa seperti menusuk ulu hati. Di tepi aliran air Segara Anakan, Radiman terpatri di tempatnya berdiri. Hatinya tak tergerak sedikitpun.
“ Kasihan Kacung! Kamu nggak nengok dia, Di ?” tanya ibunya yang tergopoh-gopoh menghampirinya. Perempuan sederhana itu tahu kedekatan antara Kacung dengan anaknya sudah seperti saudara.
Radi hanya diam. Berpikir tentang uang yang diperlihatkan padanya beberapa waktu lalu. Tentang sepatu yang dibeli dengan uang itu dan tentang semua kesenangan yang sudah dinikmatinya beberapa waktu lalu.
“ Mungkinkah uang itu  hasil dari.....?” Dia diam sejenak. “Ah, persetan dengan uang itu!”

itulah sepenggal kisah dalam Cerpen SETAJAM MATA PISAU- Karya Gea Julia.
Bercerita tentang seorang anak lelaki yang tinggal di desa Kampung Laut di dekat Pulau Nusakambangan, tapi bergaul ala anak kota. Salah asuh orang tuanya membuat Kacung berurusan dengan banyak masalah. Mulai dari makan mie ayam nggak bayar, rebutan lahan parkir dan masalah sosial lainnya. bahkan masalah cinta menyeretnya pada ketidakmengertian sahabatnya sendiri yang menimbulkan dendam dan membuat nyawanya melayang.......
Cerpen ini didedikasikan untuk Sahabat tercinta yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Segala kebaikan semoga ada padamu, kawan !

Salam!