Minggu, 29 Oktober 2017

Kenangan itu Mengukir Sepanjang Waktu

Kenangan itu Mengukir Sepanjang Waktu

"Eit..eit..stop stop ! Pelan-pelan....." Teriaknya.
Aku menghentikan laju sepeda motor bututku. "Iya sebentar, aku juga lagi nyari keseimbangan..."
"Jangan banter-banter, mau roboh,nih.."
"Iyahh..."
Ia menyelaraskan gerobak yang dipegangnya dengan laju sepeda motor yang kukendarai. Ya, Kami, malam tadi baru saja mengusung gerobak jualan Kami ke rumah. Dari lokasi Jalan Flores ke kota. Sekitar jam setengah satu dini hari, Kami start.
Ia, memegang Gerobak dengan posisi membelakangiku, sementara aku menyetir motor dengan keseimbangan yang sangat kacau. Karena ketika aku pakai gigi satu, waah..kacau, enggak jadi. Pakai gigi dua, keseimbangan masih gak bener, stang egal-egol. Selama perjalanan beberapa meter, kakiku melambai ke jalan raya. Sebab kalau banter sedikit saja, gerobak oleng, karena memang Gerobak Kami tinggi, karena desain untuk dalam ruangan tapi dirombak jadi luar ruangan, sehingga kesannya ramping banget.

Malam itu, di tengah rintik hujan, aku dan ia bersama- sama satu tekad " membawa gerobak sampai di rumah "
"Memangnya harus malam ini, Mas?" tanyaku meyakinkan ketika itu.
" Ya, iyalah. Kan aku sudah menyiapkan rodanya, tadi udah  aku pompa "
Yah, meski agak malas karena ngantuk dan capek, sudah beraktivitas seharian, aku berusaha bisa membuka mata dan menyetir motor dengan mencari keseimbangan yang sesuai. Parahnya lagi, gerimis yang kian lama kian deras menambah suasana jadi semakin miris.

Yah, Kami berusaha sekuat tenaga agar Gerobak bisa melaju seiring jalannya sepeda motor tanpa roboh. Karena kalo roboh, sudah pasti, kaca-kacanya pecah, dan pasti butuh biaya lagi untuk memperbaikinya.
Akhirnya Kami berjalan pelan-pelan... sangat pelan. Paling berjalan sekitar 0,5 km per jam.

Di jalan Raya Gatot Subroto, Kami berhenti. Aku mencoba tukar posisi. Ia yang menyetir, dan aku yang memegang gerobak. Kami mencoba. dan.. aoowww..ternyata..
"stop stop stop..Mas, aduh.. hahahakkk.."
"kenapa?"
"Jangan banter-banter..."
" Ya udah, kayak tadi aja, kamu yang depan, aku belakang"
Kami bertukar peran lagi seperti semula.
Yah...Kami berjalan sangat pelan. Sangaaatt pelan... Kami tahu, meski wss weess... mobil-mobil yang mendahului Kami begitu kencang seperti lesatnya busur panah."whuuuzzzz"!!! Tapi Kami tetap pada perjalanan yang pelan...tetapi pasti...

Di tengah perjalanan, aku terkadang melamun...diam...sangat menikmati perjalanan yang sangaaaat pelan ituu.... Tetapi aku merasakan seperti ada yang sangat syahdu... Tak segeserpun, kadang Kami melaju, sangat lancar dan nyaman ...padahal Kami sangat pelan.... roda-roda berputar dengan sangat asyik... sampai Ia menyadari bahwa aku menikmati perjalanan ini....
"hey, kenapa,lu ?" tanya ia.
" He he... enggak apa-apa... asyik ajah, aku baru ngliyatin lukisan graffitt\y baru aja di tembok sebelah tadi..."
" Owh..."
" Kamu juga kan?"
" Iya..."
Hmm... Kami terus melaju....
Di Alfamart dekat RSUD, kami berhenti.
" Aku mau ke toilet"
" Ya udah Kita istirahat, sekalian Kamu beli minum sanah !"
"Iya !"
Aku melepas helem, mantel, tas rangsel yang kuletakkan di dadaku, dan lelepas tas Laptop di punggungku. Ia membantu melukarnya. Kami bersama-sama....

Aku masuk ke Alfa, dan bla bla bla...selesai itu, Kami masih menikmati minuman dan ia mencoba menghangatkan badan dengan menyalakan selinthing rokok.
Motor dan Gerobak Kami parkir di tepi jalan raya yang sudah sangat sepi. Kira- kira jam setengah dua pagi. Hujan semakin deras. Yah... Kami menanti hujan reda....

" Udah, kamu pulang aja sana, kan udah hampir sampai, biar aku dorong sendiri gerobaknya"
Aku tersenyum " Enggak,Mas... biar aja, enggak apa-apa..."
" Kan besok kamu masuk pagi kerjanya "
" Enggak apa-apa... udah tanggung... ini aku udah enak nyetirnya, udah bisa seimbang"
" Bener nggak apa-apa?"
" Iya..."
Dalam hati aku berkata " aku akan tetap menemanimu sampai Kamu tiba di rumah"...hmm.. Jangankan hujan, badai seperti ini... mati bersamamu pun aku sanggup !!
Tidak tahukah kamu bahwa aku sangat sayang dan mencintaimu....??

Ya, sesaat kemudian hujan reda, Kami memulai perjalanan kembali. Di tengahnya kemudian, aku ke POM Bensin, karenabensin yang diisi baru saja, pasti tinggal sedikit. yah... Ia menantiku di tepi pinggir jalan raya, sementara aku mengisi bensin.

Menit berikutnya, Kami memulai berjalan  kembali...

Wheeezzz!! sebuah mobil menyalip Kami dengan tanpa perasaan! Hampir saja !!
Dan.... ketika sampai di Jalan Jendral Soedirman... serasa aku sedang mengikuti pawai Pembangunan.
Tiba- tiba aku tertawa
" Kamu kenapa ?" Ia keheranan mendengarku yang tiba-tiba tertawa. Dan melihat orang-orang yang masih melek malem itu melihat Kami juga terheran-heran.

"Kamu tahu apa yang ada dalam pikiranku ?"
" Apa?"
" Kita seperti sedang mengikuti Pawai Pembangunan ! Hahaha... " Kulaju kendaraan di tengah jalan raya tepat di tengah garis putih lalu kuberteriak " Ya.. sodara-sodara!! sesaat lagi kita akan sampai di Panggung Kehormatan,.. Dan Bupati siap menyambut kedataangan kitaaaah...hahaaaa!! yuhuuuiiii......"

Hampir sampai alun-alun... laju kendaraan Kami sangat pelan. Aku tahu, Kami sangat mengantuk dna lelah karena aktivitas harian, tetapi Kami punya semangat satu : membawa gerobak sampai ke rumah !

Yah... hampir sampai... dan ia memutuskan untuk mendorong gerobak. Ia turun dari boncengan dan mendorong gerobak yang jaraknya tinggal beberapa meter saja.
"Sudah, kamu duluan aja ke rumah sanah !! Tas laptopnya jangan lupa !"
"Iyah "
Meski aku bilang iya, tetapi aku tetap mengiringi langkahnya, akrena aku tahu, sebentar nanti pasti dia akan kesulitan mendorong gerobak, ketika menyeberang/melompati rel kereta.
Benar saja, di tengah rel, gerobak terhenti. dan ia butuh bantuan.
akupun turun menangkap gerobak agar tak lolos ke jalanan dan roboh.

Yahhh..alhamdulillah, Kami sampai juga. Meski hujan masih membasahi tubuh Kami, Kami masih bisa tersenyum, Bahagia !! Gerobak selamat sampai tujuan.

Aku bangga padanya. Kulihat senyum bahagia di bibirnya, meski agak malu ia tunjukkan padaku. Dan aku semakin melihat kegantengannya yang kian nyata saat derai air hujan membasahi wajahnya. Bagiku, ia seksi dengan keringat di wajah... yang sungguh lukisan alam membuatnya begitu.
Dan...malam itu benar- benar menjadi malam paling indah dalam kenangan Kami, dari sekian banyak  peristiwa yang menggores di kehidupan aku dan dia.

Aku sungguh-sungguh menikmati perjalanan itu...

Perjalanan malam itu, sama halnya dengan cinta kita.... perlahan - lahan jalannya... dengan banyak godaan, banyak sentilan , terlihat tidak sesuai, tidak cocok, tetapi tetap sejalan....terkadang tidak-seimbang, tetapi kadang selaras, kadang menyakitkan  seperti gelombang jalan yang menggoyahkan gerobak itu, tetapi tetap berdiri kokoh di tengah gempuran air yang turun dari langit...terkadang aman terkendali, lurus bahkan menghanyutkan....

"yahh.. seperti itulah cinta kita "
Semoga selamat sampai tujuan... aamiin ...
untukmu aku persembahkan..cinta yang syahdu ini..
aku membanggakanmu... sampai terhenti nafasku..

Cilacap, 30 Oktober 2017

Tidak ada dokumentasi untuk peristiwa itu, karena Kami tahu, Allah telah merekamnya. Dan di benak Kami telah terekam dengan sangat kuat, tak kan terhapus waktu, zaman atau apapun ! Semua telah mengukir di dalam hati Kami.

Apapun yang terjadi nanti pada Kami.... telah banyak kenangan indah Kami bersama, dan tak ada yang dapat merampasnya... dari ingatan Kami.  pun jika salah satu dari Kami mati.....

Begini kira - kira ilustrasinya ....
by Gea Julia Misgi

by Gea Julia Misgi




Jumat, 07 Juli 2017

Si “We Can’t Do That”

Si “We Can’t Do That” ( tulisan ini didedikasikan untuk seseorang )

“We can’t do that” atau “we can’t do it” adalah sebuah kalimat singkat. Tapi pedas ! Tahukah kamu bahwa kalimat ini membunuh kehidupan ? Mematikan semangat dan memporak-porandakan kehidupan ? Mengapa ?
Sama halnya dengan kata : “aku tak bisa !” Kata ini adalah setengah kekalahan dari kehidupan. Setengah ketakutan dari penyelesaian sebuah permasalahan. Setengah ketakutan itulah yang merupakan setengah kekalahan ! Ketika masalah sedang berlangsung, dan kita sudah mengatakan, “aku tak bisa !” maka sejak itulah peluang sukses kita ke depan hanya limapuluh persen. Padahal jika kita mengubah kalimat negatif itu menjadi kalimat positif “ Aku bisa !” atau “We can do that” atau “We can do it !” kekuatan yang tidak terduga itu dapat muncul hingga delapan puluh persen ! dan kita tinggal menyelesaikan yang dua puluh persen itu, dimana dipengaruhi oleh pihak luar, tempat, situasi umum dan semua yang berada di luar diri kita, yang dapat kita atasi berdasarkan ketrampilan, insting, feel, dan pengalaman serta faktor “luck” yang hanya beberapa persen saja ! Walaupun SERIBU RINTANGAN menghadang ! Namun sayangnya, kalimat “we can’t do that” itu sudah merasuk ke dalam pikiran kita dan terus dikumandangkan, yang perlahan – lahan akan melumpuhkan kehidupan, tanpa kita sadari.

Mengapa aura negatif muncul pada kalimat “We Can’t Do That ?”
Kalimat : “Kita tidak bisa lakukan hal itu !” adalah kalimat keputusasaan. Kalimat milik orang-orang penyerah, pasrah dan tidak mau berusaha atau sudah tidak lagi menginginkan pasangannya ! ( sudah tidak senang, sayang dan cinta lagi ) atau tidak mau lagi berharap pada sebuah asa, sehingga sengaja memunculkan kalimat itu. Meskipun dia tahu, itu kalimat tidak baik. Sengaja dengan hati perih, pasrah tanpa usaha, ia katakan itu, karena ketidakberdayaannya, ketidakmampuannya menyelesaikan masalah, merasa tidak memiliki kekuatan apa-apa pada apa yang tengah dihadapi. Tahukah kamu, kalimat “Kita tidak bisa lakukan hal itu !” dapat melemahkan syaraf kita !? Jika kita mempercayai kalimat “we can’t do that “, Kalimat itu akan tertanam di dalam pikiran kita, dan mengirimkan sinyal “berhenti berkarya”, “berhenti berusaha”, atau sebangsanya. Kita tahu, kekayaan manusia yang tidak bisa dirampas oleh siapapun adalah pikiran kita. Dari dasar inilah kita memiliki kekayaan lainnya. Jika pikiran kita “miskin”, maka dengan mudah kehidupan kita “dimiskinkan” oleh hal lainnya. Jika kita sudah terserang virus “we can’t do that” yang kita lakukan biasanya berjalan begitu saja tanpa ada harapan ... atau bagi sebagian orang kreatif, ia melakukan hal lain di luar kebiasaan salah satunya adalah : “lari” – menghindar dari permasalahan ( pergi jauh, berganti profesi, berganti halauan, menyenangkan diri dengan hobi baru yang tidak sesuai dengan kepribadiannya ( menjadi orang lain ) atau hal lainnya ) Barangkali akan dipelintir dengan alasan yang lebih rasional, sehingga semua berjalan seperti sebuah hal yang baik ( tetapi sangat disayangkan karena “meninggalkan” sebuah atau beberapa permasalahan dalam hidupnya). Sehingga orang – orang di sekitarnya akan mendukung apa yang ia lakukan karena “terkesan” baik. Itu sebuah kehebatan tersembunyi, yang tidak dimiliki orang - orang biasa.

Terlepas kita orang kreatif atau tidak, yang jelas, jika kita terus mengumandangkan kalimat “we can’t do that ‘ secara tidak sengaja kita telah “melumpuhkan” kehidupan kita sendiri dan tidak memberikan kesempatan pada diri kita sendiri untuk berubah menjadi lebih baik dan meningkatkan intelektual kita secara menyeluruh. Mematikan semangat, membunuh gelora ! Secara sengaja atau tidak, kita telah menularkan virus negatif pada orang – orang di sekitar kita. Betapa kerdilnya kita, jika “mengikuti” Si We Can’t Do That ! Ia perusak, perongrong kehidupan, pelemah syaraf ! Musuh terselubung paling mengerikan dalam jiwa kita. Ia Peluka terhalus yang menempel di organ tubuh kita terdalam. Ia ibarat pelacur tercantik yang melenakan kita, tanpa kita sadari ! Mari, jangan ikuti ia ! jangan percaya padanya ! Jangan beri kesempatan padanya untuk hidup dalam jiwa kita !! Karena ia adalah salah satu PERUSAK KEHIDUPAN ! Ia adalah iblis terhebat penghambat kesuksesan. Percayalah !
Kita perangi ia dengan kalimat positif, karena kita ingin menjadi orang- orang yang positif bukan? Mari, ganti “we can’t do that” dengan “We can do that !” atau “ I can it !” “Kita bisa !!” Karena kita ingin semua dipermudah bukan? Permudahlah semua urusan dari pikiran kita sendiri, Jika dari pikiran kita telah menganggap mudah, atau kecil permasalahan ( sebesar apapun) maka akan sangat mudah hal lain mengikuti kemudahan kita ! Bukan diri kita yang mengikuti kesulitan kita, tapi permasalahanlah yang mengikuti kemudahan kita ! jangan mau diperbudak permasalahan dengan menyulitkan hidupmu yang hanya sebentar ini ! apalagi ” lari “ – sehingga membuat permasalahan baru.

Sebagai seorang yang bertanggungjawab pada kehidupan, mari, selesaikan masalah kita dengan gantle dan bertanggungjawab ! Karena kita adalah orang – orang yang menang ! Orang – orang yang luar biasa memerangi kehidupan. Kita adalah PEMENANG KEHIDUPAN, sekarang !! Bukan besok, tapi SEKARANG ! Maka jangan khawatirkan kehidupan kita besok, karena kita hidup di hari ini ( barangkali lima menit lagi kita mati ). Hidup kita hari ini. Masa depan yang kita sebut waktu kita kecil dulu adalah hari ini. Masa depan yang dulu waktu di SD, SMP, SMA, kuliah dulu, kita sebut-sebut, adalah hari ini !! Menikah atau belum, punya anak atau belum,punya cucu atau belum, punya rumah, mobil, perusahaan atau belum, MASA DEPAN KITA ADALAH HARI INI !! – sedemikian dekat kematian dengan kita - jangan pernah merasa bahwa cinta tidak sanggup mengalahkan kehidupan !

Kebutuhan Hidup kita TIDAK LEBIH BESAR DARI CINTA KITA yang TUMBUH karena KEBUTUHAN. Dengan semangat, cinta dan keyakinan, kita dapat memenangkan kehidupan, dan menyingkirkan “Si We Can’t Do That !”

Mari, kita menjadi Si “We Can Do That ! dan bukan Si “We Can’t Do That !”
                                                                     *-*

Tulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang berniat meninggalkanku. Jika ini tidak menyurutkan langkahmu untuk pergi, aku tetap akan menjadi “We Can Do That !”
- #Pulangkan aku ke jalan jiwamu - GeaJulia8Juli2017