Lama nggak nulis di sini.
Lama aku tinggalkan.
dan.... banyak hal telah terjadi. Aku rasa ini akan menjadi hal yang lebih baik. Iya....
( sambil berlari ke arah lautan, teriak ).... " Gw sekarang sibuk di dunia Aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii !!"
gludak !!!
MENEMBUS DINDING HATI, MENGUAK RASA
" LELAKI BERKALUNG SELENDANG PENDULANG RUPIAH "
Gerakan
tubuhnya gemulai. Tangannya lincah
bergantian menyibak selendang yang melingkar di leher. Kaki dan
lenggak-lenggok kepalanya bergerak seiring dengan irama musik tradisional yang
keluar dari sound sistem yang teronggok di pojok ruangan. Alunannya menghipnotis sosok itu. Adalah alunan musik
terbuat dari bambu yang berpadu
dengan gambang, dhendhem, kenong, kendang
dan gong. Ya, Calung Banyumasan !
Sosok itu
adalah Jupe Alexa, begitu ia dikenal. Dia
bukan perempuan, melainkan seorang laki – laki. Lahir tiga puluh empat tahun
yang lalu dengan nama Yuli Supriyono di kota Cilacap provinsi
Jawa Tengah. Anak pertama dari empat bersaudara itu tinggal di sebuah rumah
di perkampungan bernama Desa Karangkandri , sekitar lima belas kilometer dari
pusat kota.
Saat usianya
28 tahun ibunya meninggal.
Ia tinggal dengan ayahnya dan seorang adik perempuan yang beranjak dewasa. Satu adiknya telah menikah dan tinggal di luar
kota, sedangkan adik lainnya telah meninggal dunia. Jupe, begitu ia dipanggil, lebih sering di rumah. Tak
heran kalau dalam keseharian, ia kerap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, menyapu, bahkan memasak. Ia tak peduli apa kata orang tentang dirinya.
Terlebih, ia adalah seorang Penari Calung atau biasa disebut Lengger.
Sejak lulus
kuliah tahun 2014 dari ISI Surakarta jurusan Seni Tari, ia sering mendapat panggilan menari di kampung atau
acara tertentu tingkat kabupaten. Tetapi itu tak bisa menjadi andalan penghasilan.
Secara ekonomi, ia kepayahan. Jupe bingung dengan hidupnya. Ya, meskipun
memiliki kesibukan sebagai pengisi tari dalam berbagai acara, meltih menari di sekolah-sekolah atau kegiatan sosial lainnya, namun itu
tak menjamin hidupnya menjadi lebih baik
secara eknomi. Ia gamang menatap masa
depan.
Ketika tahun 2015 ia rela turun
ke jalan mengamen. Berjalan dari rumah – ke rumah,
menyambangi orang – orang di perkampungan, di tempat wisata atau tempat
keramaian lain. Ia menari dan bernyanyi
untuk sekedar mendapatkan uang receh. Ia merancang sendiri alat musik yang ia gunakan.
Yaitu microphone yang disambungkan pada sound system kecil yang diberi
selempang yang berfumgsi seperti tas agar
bisa dibawa kemanapun. Ia hilangkan rasa malu. Yang ada, rasa percaya diri atas
keyakinannya pada doa, cita-cita dan harapan.
Kala itu ia
berkeinginan memiliki sebuah tempat berlatih calung. Terlebih di tengah kemajuan zaman yang semakin modern,
kesenian calung termarginalkan. Apalagi
melihat anak - anak muda saat ini, mereka lebih menyukai tarian modern. Ditambah
dengan hadirnya platform – platform media sosial yang bertebaran di internet
yang lebih mengenalkan musik dan tarian modern, ini membuatnya khawatir akan keberlangsungan
calung, yang notabene adalah musik rakyat yang cablaka dan pinggiran akan semakin
tersingkir. Ia ingin memilik sebuah sanggar.
Ia lalu mencoba
membuat sanggar tari bernama Sanggar Priambodo pada tahun 2016. Namun sulit
berkembang. Ia tetap saja kebingungan
memperkuat ekonomi. Berkat informasi dari seorang teman, ia kemudian
memberanikan diri mengajukan pinjaman KUR kepada Bank Rakyat Indonesia pada
tahun 2021. Ia mendapat pinjaman sebesar Rp.25.000.000,- Uang itu ia gunakan untuk memperbaiki sanggar
dan membuka jasa kecantikan berupa pijat dan spa. Bahkan di tahun 2023 ini
berkembang dengan membuka warung mini atau kantin sanggar.
Sanggar
Priambodo, di ruangan itu terdapat berbagai hiasan seni. Di dinding sisi kiri saat masuk ruangan,
terdapat pajangan pigura piagam – piagam penghargaan yang ia raih dari prestasi
maupun kerjasama dengan berbagai kalangan atau dinas /instansi. Sanggar Priambodo
juga beberapa kali mengadakan kegiatan seperti Pemilihan Duta Lingkungan beberapa tahun yang lalu. Kini, sanggar itu memiliki beberapa anak asuh
dan alumni yang siap melenggang di ajang nasional maupun internasional. Ia memiliki
sebuah grup calung profesional yang siap mendapat undangan menari kapanpun.
Ia berterimakasih
khususnya kepada Bank Rakyat Indonesia yang telah membantu
meningkatkan ekonomi yang berkelanjutan bagi hidupnya. Ia bangga dengan apa
yang telah dilakukan. Sanggar Priambodo menghapus kegamangan sekaligus memberinya
nafas kehidupan dan harapan yang kian cemerlang.
Cablaka –Ngapak/
Basa Panginyongan
--------------------------------------0---------------------------------
Kategori : Non Fiksi
Genre : Feature
Tema : Humanisme
Judul : Lelaki Berkalung Selendang
Pendulang Rupiah
Penulis : Yuli Misgiyati
Bentuk : Karya Tulis
@BRIWRITE2023
KABAR HARI INI
https://bercahayafm.cilacapkab.go.id/lppl-bercahaya-fm-cilacap-raih-penghargaan-kpid-awards-2023/
LPPL BERCAHAYA FM Cilacap mendapatkan penghargaan kategori fFEATURE KATEGORI TERBAIK 1 dalam ajang Anugerah Penyiaran KPID Jawa Tengah Awards 2023.Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah Muhammad Aulia Assyahiddin kepada jajaran direksi Bercahaya FM di Gedung TVRI Jawa Tengah, Jumat (17/11/2023) di Semarang, TVRI Jawa Tengah.
Kebetulan Karya Feature tersebut ditulis oleh Saya pribadi : Yuli Misgiyati, yang sekaligus bertindak menjadi produser dan editing. Feature berjudul : "Pedagang Keliling dan Sepeda Ontelnya yang Berkarat " tersebut melalui proses pembuatan yang panjang. Pengumpulan materi, survey dan produksi. Meski hanya berbentuk audio ( MP3 ) namun cukup detail dan berhati-hati dalam sesi penulisan, maupun editing.
menyingkirkan sekitar 200 an karya feature lainnya, alhamdulillah membuahkan hasil yang TERBAIK.
Saya pribadi mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.
Salam Literasi Indonesia
Yuli M/ Gea Julia
Sembilanbelas November duaribu dua puluh tiga...
Sore itu ia bergegas memarkirkan sepeda motor putihnya. Dari rumah dia sudah berdandan dan memoles diri.
Bersiap ia dengan sekotak musik yang diselempangkan di pundak. Pakaian mini menggoda sudah ia kenakan. Dandanan menor tentu sudah dirancang. Tak lupa caping ia kenakan, sebagai ciri khasnya. Ya.. biar beda aja laaah dari PENGAMEN yang lain.
Lelaki gemoy itu beraksi.
Dari orang ke orang, dari satu pengunjung ke pengunjung yang lain di pantai itu. Pantai Teluk Penyu yang indah dan segar dengan pemandangan Pulau Nusakambangan di sisi Selatan. Suasana sore itu memang sangat mendukung. Tidak terlalu terisk, terkadang redup. Jadi sangat pas buat orang-orang terutama anak muda untuk menghabiskan waktu liburan Minggu di pandat. Bersantai menikmati segelas kopi dan mendoan anget, sambil memandangi deburan ombak dan anak-anak kecil yang berlari.
Ok, dia kuikuti terus...melihat aksinya yang gemoy dan menggemaskan, dan kadang sedikit nakal, aku berusaha cuek, dan iapun tau, kalao aku membuntutinya. Namun ia berusaha untuk seolah tidak mengenaliku.
Aku tak peduli. Kubidikkan terus kamera yang kukalungkan di pundakku. Meski beberapa kali terhambat, card- terkunci. Hmmm.... aku berhasil membidiknya untuk beberapa jepretan. Ya, sesekali kuselingi menggunakan HP yang kupegang, sebagai cadangan jika camera-ku kepayahan dalam mengambil gambar.
Okelah, begitu ceritaku sore kemarin.
Hunting yang menyenangkan.
Thank you kawan, semoga sukses buatmu.
Salam perkawanan. wkwkwkwkk...
Merdeka.
By Yuli Misgiyati alias Gea Delia.
JUDUL : PEDAGANG KELILING DAN SEPEDA ONTELNYA YANG BERKARAT
●
Karya : Yuli Misgiyati /Delia Gea Julia
●
Instansi : **** B**C*** FM C****p
● Kategori : Non-Fiksi
● Format : MP3 / Radio Version
● Segmentasi : Usia 16-50 tahun
● Genre : Feature
● Tujuan : Agar Kita belajar menghargai kesederhanaan
● Durasi : 9 menit 37 detik
Terik matahari tak
menyurutkan kakinya/ untuk terus mengayuh sepeda ontel dengan jarak hingga puluhan kilometer setiap harinya // Penampilannya
sangat sederhana, kulitnya menggelap karena sengatan sinar matahari, wajahnya
tanpa kosmetik, berbaju ala kadarnya, berkerudung, memakai sendal jepit //
Dengan sepeda mininya yang mulai reyot dan berkarat di beberapa bagian besinya,
dia kayuh sepeda ontelnya dengan penuh harapan // Berangakt pukul delapan pagi menjajakan dagangan, dan pulang siang harinya//
Ya, Poniyatun namanya, biasa dipanggil Mba
Aat// Dia berkeliling ke pelosok tempat / ke rumah - rumah… menjajakan jajanan
seperti cistik, seriping pisang, telor asin dan lain-lain //
= menawarkan dagangan =
Oiya, sebelum
berdagang keliling, hampir setiap hari ,
sekitar jam enam pagi dia ke pasar untuk berbelanja bahan mentah untuk
dagang gorengan // Setelah pulang dari
pasar, dia mengurus ayahnya yang telah
renta : memandikan serta memberi makan
ayahnya// Rupanya ia sangat sayang pada ayahnya, apalagi sejak Ibunya
meninggal, terlebih, kini orang tua itu sudah pikun//
= mendulang Ayah =
Selesai mengurus
ayahnya, ia beristirahat sebentar, untuk
kemudian berkeliling menjajakan dagangannya //
= bersepeda =
Setelah berkeliling
jualan, sekitar jam dua belas siang /
dia sampai di rumah// Setelah
beristirahat sejenak, dia berberes untuk mempersiapkan sore hari berjualan
goreng - gorengan yang dia racik sendiri
/dan jualannya mangkal menggunakan gerobak di tepi jalan RE Martadinata Cilacap//
= menata barang di gerobak=
Tangannya tampak
licah mencuci gerabah dan mempersiapkan dagangan // Tepung, minyak goreng,
pisang, mendoan, tahu dan lain-lain diperisapkan untuk dijajakan sore harinya // Jualannya laris, apalagi kalau
musim dingin, orang suka membeli gorengan seperti mendoan, atau pisang goreng
//
== di warung menggoreng ===
Malam hari, sekitar
pukul tujuh, suaminya yang sudah tidak
bekerja, menggantikan dia berjualan // Sedangkan dirinya, pergi mengambil
dagangan cistik, seriping dan lain-lain ke lokasi pembuatan jajanan , yang akan ia jajakan esok harinya
dengan mengayuh sepeda ontelnya// Ya,
dia tidak memproduksi sendiri jajan dagangannya, dia hanya mengambil untung
dari barang yang ia beli dari
pembuatnya//
Usai mengambil
barang dagangan, dia pulang// Sekitar
jam sepuluh malam, dia baru dapat
merebahkan fisiknya dalam peraduan/ di kamarnya yang sempit dan sedikit berdebu
//
Peluh dan keringat
Kelelahan fisik , tak melunturkan semangatnya // Bahkan menjadikannya seakan
lantunan doa yang penuh harap - akan terkabulkan segala keinginannya// Pun
dikala tubuhnya mulai renta dan sakit. Ia masih tak peduli / saat usianya
mendekati lima puluh tahun ini //
Insert Mba Aat : (memang nggak capek ? )
Insert Mba Aat : ( kalau sakit gimana ? )
Meski hanya seorang
penjaja makanan ringan dan penjual gorengan, yang hanya sekolah sampai SMP, Mba
Aat punya banyak uang ! Di dalam tasnya yang diselempangkan di pundak, uangnya,
ratusan ribu setiap harinya bisa dia
dapatkan// Dia bahkan mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus SMA //
Meskipun begitu, Dia tetap rendah
hati// Dia juga termasuk orang yang
loyal terhadap teman-temannya// Suka memberi dan berteman dengan siapapun //
Insert TEMAN 1: A
Insert TEMAN 2 : B
Insert Teman 3 : C
Ya, meskipun
uangnya banyak, Mba Aat yang berjualan
sejak 20 tahun yang lalu, sampai saat ini masih menaiki sepeda ontel.//
Padahal, saat ini, banyak keluaran
sepeda motor baru dan bagus – bagus, bahkan sudah ada sepeda listrik, tapi ternyata belum terpikirkan olehnya untuk
mengganti sepedanya dengan sepeda motor, meskipun sesungguhnya, dia mampu untuk
membelinya //
Insert Mba Aat : ( setia pada sepedanya )
Rupanya Dia sangat
sayang pada sepeda ontelnya, seperti rasa sayangnya kepada kehidupan //
Insert Mba Aat : ( prinsip
hidup )
Mba Aat tidak pernah bermimpi hidup mewah dan
bergelimpangan harta // Kebahagiaan baginya, adalah memiliki banyak teman,
sahabat dan senang berbagi // Baginya, hidup yang berbagi adalah hidup yang
menghidupkan orang lain / dan itu - adalah kehidupan yang berharga //
Bagi dia, sepeda
ontelnya , tak kan tergantikan di hati
sampai kapanpun// Karea ia punya banyak cerita dan sejarah perjuangan hidup//
Ya... meskipun reyot dan berkarat dan beberapa kali mengalami perbaikan seperti besi patah, ban bocor , atau kerusakan lainnya.// Ia tidak akan meninggalkannya// Baginya, Tak
ada yang setia dalam hidup, selain Tuhan dan sepeda ontelnya ///
Selesai
Dalam voice :
https://www.youtube.com/watch?v=UI388K1pBic&t=39s