JUDUL : PEDAGANG KELILING DAN SEPEDA ONTELNYA YANG BERKARAT
●
Karya : Yuli Misgiyati /Delia Gea Julia
●
Instansi : **** B**C*** FM C****p
● Kategori : Non-Fiksi
● Format : MP3 / Radio Version
● Segmentasi : Usia 16-50 tahun
● Genre : Feature
● Tujuan : Agar Kita belajar menghargai kesederhanaan
● Durasi : 9 menit 37 detik
Terik matahari tak
menyurutkan kakinya/ untuk terus mengayuh sepeda ontel dengan jarak hingga puluhan kilometer setiap harinya // Penampilannya
sangat sederhana, kulitnya menggelap karena sengatan sinar matahari, wajahnya
tanpa kosmetik, berbaju ala kadarnya, berkerudung, memakai sendal jepit //
Dengan sepeda mininya yang mulai reyot dan berkarat di beberapa bagian besinya,
dia kayuh sepeda ontelnya dengan penuh harapan // Berangakt pukul delapan pagi menjajakan dagangan, dan pulang siang harinya//
Ya, Poniyatun namanya, biasa dipanggil Mba
Aat// Dia berkeliling ke pelosok tempat / ke rumah - rumah… menjajakan jajanan
seperti cistik, seriping pisang, telor asin dan lain-lain //
= menawarkan dagangan =
Oiya, sebelum
berdagang keliling, hampir setiap hari ,
sekitar jam enam pagi dia ke pasar untuk berbelanja bahan mentah untuk
dagang gorengan // Setelah pulang dari
pasar, dia mengurus ayahnya yang telah
renta : memandikan serta memberi makan
ayahnya// Rupanya ia sangat sayang pada ayahnya, apalagi sejak Ibunya
meninggal, terlebih, kini orang tua itu sudah pikun//
= mendulang Ayah =
Selesai mengurus
ayahnya, ia beristirahat sebentar, untuk
kemudian berkeliling menjajakan dagangannya //
= bersepeda =
Setelah berkeliling
jualan, sekitar jam dua belas siang /
dia sampai di rumah// Setelah
beristirahat sejenak, dia berberes untuk mempersiapkan sore hari berjualan
goreng - gorengan yang dia racik sendiri
/dan jualannya mangkal menggunakan gerobak di tepi jalan RE Martadinata Cilacap//
= menata barang di gerobak=
Tangannya tampak
licah mencuci gerabah dan mempersiapkan dagangan // Tepung, minyak goreng,
pisang, mendoan, tahu dan lain-lain diperisapkan untuk dijajakan sore harinya // Jualannya laris, apalagi kalau
musim dingin, orang suka membeli gorengan seperti mendoan, atau pisang goreng
//
== di warung menggoreng ===
Malam hari, sekitar
pukul tujuh, suaminya yang sudah tidak
bekerja, menggantikan dia berjualan // Sedangkan dirinya, pergi mengambil
dagangan cistik, seriping dan lain-lain ke lokasi pembuatan jajanan , yang akan ia jajakan esok harinya
dengan mengayuh sepeda ontelnya// Ya,
dia tidak memproduksi sendiri jajan dagangannya, dia hanya mengambil untung
dari barang yang ia beli dari
pembuatnya//
Usai mengambil
barang dagangan, dia pulang// Sekitar
jam sepuluh malam, dia baru dapat
merebahkan fisiknya dalam peraduan/ di kamarnya yang sempit dan sedikit berdebu
//
Peluh dan keringat
Kelelahan fisik , tak melunturkan semangatnya // Bahkan menjadikannya seakan
lantunan doa yang penuh harap - akan terkabulkan segala keinginannya// Pun
dikala tubuhnya mulai renta dan sakit. Ia masih tak peduli / saat usianya
mendekati lima puluh tahun ini //
Insert Mba Aat : (memang nggak capek ? )
Insert Mba Aat : ( kalau sakit gimana ? )
Meski hanya seorang
penjaja makanan ringan dan penjual gorengan, yang hanya sekolah sampai SMP, Mba
Aat punya banyak uang ! Di dalam tasnya yang diselempangkan di pundak, uangnya,
ratusan ribu setiap harinya bisa dia
dapatkan// Dia bahkan mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus SMA //
Meskipun begitu, Dia tetap rendah
hati// Dia juga termasuk orang yang
loyal terhadap teman-temannya// Suka memberi dan berteman dengan siapapun //
Insert TEMAN 1: A
Insert TEMAN 2 : B
Insert Teman 3 : C
Ya, meskipun
uangnya banyak, Mba Aat yang berjualan
sejak 20 tahun yang lalu, sampai saat ini masih menaiki sepeda ontel.//
Padahal, saat ini, banyak keluaran
sepeda motor baru dan bagus – bagus, bahkan sudah ada sepeda listrik, tapi ternyata belum terpikirkan olehnya untuk
mengganti sepedanya dengan sepeda motor, meskipun sesungguhnya, dia mampu untuk
membelinya //
Insert Mba Aat : ( setia pada sepedanya )
Rupanya Dia sangat
sayang pada sepeda ontelnya, seperti rasa sayangnya kepada kehidupan //
Insert Mba Aat : ( prinsip
hidup )
Mba Aat tidak pernah bermimpi hidup mewah dan
bergelimpangan harta // Kebahagiaan baginya, adalah memiliki banyak teman,
sahabat dan senang berbagi // Baginya, hidup yang berbagi adalah hidup yang
menghidupkan orang lain / dan itu - adalah kehidupan yang berharga //
Bagi dia, sepeda
ontelnya , tak kan tergantikan di hati
sampai kapanpun// Karea ia punya banyak cerita dan sejarah perjuangan hidup//
Ya... meskipun reyot dan berkarat dan beberapa kali mengalami perbaikan seperti besi patah, ban bocor , atau kerusakan lainnya.// Ia tidak akan meninggalkannya// Baginya, Tak
ada yang setia dalam hidup, selain Tuhan dan sepeda ontelnya ///
Selesai
Dalam voice :
https://www.youtube.com/watch?v=UI388K1pBic&t=39s